ANALISIS SILABUS MATA
PELAJARAN SKI
DAN STRATEGI
PENGEMBANGANNYA
Makalah Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI
Oleh:
MAULIDATUR RAHMAH
NIM. F05411 126
MOH KHOLID
NIM. FO.5411.127
Dosen Pengampu:
Dr. Ali Mudlofir, M. Ag
KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
A. Pendahuluan
Keluarnya Peraturan Menteri Agama (Permenag) RI No. 2 Tahun 2008
menandai berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah yang berada dibawah
naungan Kementrian Agama (Kemenag).[1] Permenag
ini menjadi menjadi acuan bagi stakeholder pendidikan, terutama guru
untuk merumuskan kurikulum seluruh mata pelajaran yang berada dalam rumpun PAI
di madrasah dalam berbagai jenjang dan satuannya. Keseluruhan mata pelajaran
yang dimaksud dalam Permenag diatas meliputi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits,
Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
KTSP PAI pada dasarnya merupakan kelanjutan atau penyempurnaan dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) merupakan secara operasional disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan atau sekolah, yang penekananannya pada standar
isi dan kompetensi. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Depag (Kemenag) untuk
menyukseskan program KTSP, namun pada kenyataannya sampai sekarang masih banyak
sekolah yang merasa sulit untuk mengimplementasikannya.
Pembelajaran
yang direncanakan oleh seorang guru agar siswa terlibat aktif belajar dalam
pembelajaran tentunya memerlukan langkah-langkah yang jelas, sistematis dan
tepat sasaran. Perencanaan pembelajaran yang tidak sistematis dapat berakibat
proses pembelajaran tidak mencapai sasaran yang tepat. Oleh sebab itu sangatlah
penting bagi seorang guru dalam mempersiapkan pembelajarannya juga menganalisa
kembali kekurangan-kekurangan dalam silabusnya.
Berikut
ini akan disajikan kajian mengenai Analisis Silabus mata pelajaran SKI dan
Strategi Pengembangan Silabus SKI yang sesuai dengan Prinsip-prinsip KTSP
sebagai bahan ajar yang akan menjadi salah satu referensi bagi para guru.
B. Studi Kasus Silabus Mata Pelajaran SKI
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam merumuskan silabus, maka makalah
ini mengambil salah satu contoh hasil yang dirumuskan oleh guru mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Sekolah Berstandar Internasional (SBI) di
Surabaya. Namun, makalah ini hanya mengambil satu contoh format silabus sebagai
studi kasus yang hendak dipergunakan sebagai bahan analisis.
Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.[2]
Sedangkan menurut Salim yang dikutip oleh Masnur Muslich, mengatakan bahwa
silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran”.
Dan istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan
kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu
dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.[3] Dari
gambaran tersebut dapat dinyatakan bahwa silabus merupakan pedoman awal bagi
pengembangan pembelajaran selanjutnya, seperti pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem
penilaian.
Landasan
pengembangan silabus tersebut mengacu kepada peraturan pemerintah RI No 19 Th
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 Ayat (2) yang berbunyi:
Sekolah
dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembnagkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum
dan SKL, dibawah supervise dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMP, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintah dibidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.[4]
Dan pada pasal 20 yang
menegaskan:
Perencanaan
proses pembelajran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurang nya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.[5]
Contoh Kasus
Silabus SKI di Sekolah Berstandar
Internasional Surabaya
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan
Islam
Satuan Pendidikan : SMP Maryam
Tahun Pelajaran :
2011/2012
Kelas :
VII (Tujuh)
Semester : II (dua)
Standar Kompetensi
/ Kompetensi
Dasar
|
Nilai Karakter
|
Materi Pokok
|
Pengalaman Belajar
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk Instru-men
|
Contoh Instrumen
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
|
7
|
8
|
4. Memahami sejarah perkembangan Islam pada
masa Khulafaurrasyidin
4.1 Menceritakan berbagai
prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin
|
ingin tahu, cinta ilmu,
religius
|
Prestasi yang dicapai pada masa Khulafaurrasyidin
|
1. Membaca buku mengenai materi prestasi
yang di capai pada masa Khulafaurrasyidin
2. Membuat peta konsep mengenai prestasi
yang dicapai pada masa kkholifah Abu Bakar dan Umar bin Khottob
3. Diskusi kelompok
tentang prestasi yang dicapai pada masa Kholifah Utsman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib
|
- Menyebutkan prestasi yang
dicapai pada masa kholifah Abu Bakar As-Sidiq
- Menyebutkan prestasi yang
dicapai pada masa kholifah Umar bin Khottob
- Menyebutkan prestasi yang
dicapai pada masa Kholifah Usman bin Affan
- Menyebutkan prestasi yang
dicapai pada masa Kholifah Ali bin abi Tholib
|
Test Tulis
|
Tes Uraian
|
Sebutkan prestasi yang dicapai pada masa kholifah
Abu Bakar As-Sidiq!
|
4 x 40 menit
|
Buku SKI untuk MTs kelas VII pernerbit Toha Putra
Semarang
Encyclopedia Islam
|
Yang
menjadi pertanyaan sekarang, apakah silabus diatas sudah mengacu atau memenuhi
prinsip-prinsip dasar pengembangan. Sebagaimana dipahami, kebijakan KTSP hanya
memberikan pedoman umum berisi:
Standar Kompetensi (SK) Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan
Materi Pokok.[6] Kemudian guru-guru di madrasah dan
sekolah mengembangkannya menjadi silabus yang lebih rinci. Silabus yang
dikembangkan oleh guru harus dapat (1) menjawab kompetensi yang harus dikuasai
siswa (SK, KD, dan materi pelajaran), (2) menjabarkan cara mengerjakannya
(pengalaman belajar, metode, media), dan (3) mengetahui cara pencapaiannya
(evaluasi atau sistem penilaian).[7]
Selain itu
pengembangan tersebut juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan
silabus diantaranya:[8] Pertama, Ilmiah, mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan. Kedua, Relevan, mengandung arti bahwa ruang lingkup,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Ketiga, Sistematis, yang
berarti seluruh komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsonal
dalam mencapai kompetensi. Keempat, Konsisten, mengandung arti bahwa SK,
KD, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem
penilaian memiliki hubungan yang ajeg dalam membentuk kompetensi peserta didik.
Kelima, Memadai, artinya cukup indicator, materi pokok/pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar. Keenam, Aktual dan Kontekstual, yang
berarti cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nayata, dan peristiwa yang terjadi. Ketujuh, Fleksibel,
mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta didik dan lulusan memiliki
ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak yang berarti komponen silabus mampu
mengakomodasi keragaman dan dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan mansyarakat. Kedelapan, Menyeluruh, artinya komponen silabus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik) seperti
yang dikemukakan oleh Bloom. Kesembilan, Efektif, mengandung arti yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan
tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan SK yang telah ditetapkan. Dan kesepuluh,
efisien, yang berarti dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil
atau menghemat penggunaan, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi
standar yang ditetapkan.[9]
Sebelum
menyusun silabus guru harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik mata
pelajaran yang akan diampunya. Misalnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
pada tingkat Madrasah Tsanawiyah. Pada lampiran 3b bab VII Permenag No 2 tahun
2008 menyebutkan bahwa Sejarah
Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah
tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para
tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa
Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah
sampai perkembangan Islam di Indonesia.
Secara
substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan
Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian
peserta didik.
Berdasarkan
uraian tersebut penyusunan silabus mata pelajaran SKI dapat dikembangkan
menjadi beberapa komponen yang bertujuan untuk (a) Meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah
terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai perkembangan
masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani
Umaiyah, Abbasiyah, Al-Ayyubiyah sampai dengan perkembangan Islam di Indonesia,
(b) Mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
dan seni, dan (c) Meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
peristiwa bersejarah.
C. Analisis Silabus Mata Pelajaran SKI
Dari format
silabus yang dijadikan sebagai studi kasus dalam makalah ini, secara garis besar
didapatkan temuan-temuan sebagai berikut (lihat tabel):
Tabel
1
Kesesuaian
Konten Silabus dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan
No
|
Prinsip
Pengembangan
|
Hasil
Analisis
|
||
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
|
||
01
|
Ilmiah
|
V
|
|
|
02
|
Relevan
|
|
v
|
|
03
|
Sistematis
|
V
|
|
|
04
|
Konsisten
|
V
|
|
|
05
|
Memadai
|
|
v
|
|
06
|
Aktual dan kontekstual
|
|
|
V
|
07
|
Fleksibel
|
|
|
V
|
08
|
Menyeluruh
|
|
|
V
|
09
|
Efektif
|
|
v
|
|
10
|
Efisien
|
|
|
V
|
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa,
kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan yang
seharusnya menjadi rujukan dalam merancang bangun dapat digambarkan sebagai
berikut.
Pertama, dari aspek prinsip ilmiah
menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengembangan indilkator, materi
pembelajarn, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar
telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran dan sumber daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang
ditetapkan oleh Permenag No 2
tahun 2008.
Kedua, dari aspek relevansi materi indikator dan
teknik penilaian pembelajaran cukup menunjukkan adanya keterkaitan terhadap
kompetensi dasar, namun akan lebih baik jika siswa juga melakukan eksplorasi
terhadap potensi-potensi belajar lain. Seperti mengaitkan prestasi-prestasi
khulafaur rasyidin dengan perkembangan masa sekarang.
Ketiga, dari aspek sistematis silabus terlihat adanya
hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
Keempat, dari aspek konsisten di dalam
komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang ajek antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan sistem penilaian.
Kelima, dari aspek memadai cakupan indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual cakupan
indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang
terjadi.
Ketujuh, dari aspek fleksibel komponen
silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat.
Karena tidak muncul keterkaitan antara peristiwa yang dipelajari dengan
aktualisasi pada kehidupan sekarang.
Kedelapan, dari aspek menyeluruh silabus belum
menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotori)
seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif
lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan,
respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang
terdiri dari meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi)
belum terpenuhi.[10]
Kesembilan, dari aspek efektif komponen-komponen
silabus cukup menggambarkan keterlaksanaan
silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes
yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan
informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.[11] Artinya skala yang
digunakan oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan
kognitif saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik
belum dimunculkan.
Kesepuluh, dari aspek efisien daya dan waktu
dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar
kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan
bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.
Demikian
uraian analisis dari silabus mata pelajaran SKI yang ditampilkan. dan sebagai
perbandingan dibawah ini akan ditampilkan silabus yang telah disusun kembali.
SILABUS
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Satuan Pendidikan : MTs
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kelas : VII (Tujuh)
Semester : II (dua)
Standar Kompetensi
/ Kompetensi
Dasar
|
Nilai Karakter
|
Materi Pokok
|
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
|
Pengalaman Belajar
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk Instru-men
|
Contoh Instrumen
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
4.Memahami sejarah
perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
4.1 Menceritakan berbagai
prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin
|
Religius
Jujur
Mandiri
Demokratis
Komunikatif
Tanggung jawab
|
Prestasi yang dicapai pada masa Khulafaurrasyidin
|
·
Berorientasi tugas dan hasil
·
Berani mengambil resiko,
·
Percaya diri,
·
Keorisinilan,
Berorientasi ke masa depan
|
1. Membaca buku mengenai
materi prestasi yang di capai pada masa Khulafaurrasyidin
2. Membuat peta konsep
mengenai prestasi yang dicapai pada masa kholifah Abu Bakar, Umar bin Khottob,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib
3. Diskusi kelompok tentang
prestasi yang dicapai pada masa Kholifah Abu Bakar, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
4. Permainan lacak jawab
tentang keadaan geografis pada masing-masing pemerintahan Kholifah Abu Bakar,
Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib
|
1.Menyebutkan prestasi
yang dicapai pada masa kholifah Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khotob, Usman
bin Affan, Ali bin abi Tholib
2. Menjelaskan prestasi Khulafa’ al-Rasyidin yang menonjol
3.
Menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari
prestasi Khulafaurrasyidin
4. Mengkaitkan
prestasi Khulafaurrasyidin dengan perkembangan kondisi sekarang
|
Tes Tulis
Penugasan
Tes lisan
Penugasan
|
Tes Uraian
Membuat peta konsep
Tes tanya jawab
Uji petik kerja produk
|
Sebutkan prestasi yang dicapai pada masa kholifah
Abu Bakar As-Sidiq!
Susunlah prestasi-prestasi khlafaurrasyidin yang
relevan dengan zaman modern
|
4 x 40 menit
|
SKI untuk MTs kelas VII pernerbit Toha Putra
Semarang
Encyclopedia Islam
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, penerbit PT
Raja Grafindo Persada
|
D. Penutup
Pengembangan silabus secara
substansi bertujuan untuk merealisasikan
Standar Isi yang telah ditetapkan oleh Permenag no 2 tahun 2008. Namun dalam
prakteknya kendala-kendala berupa kurangnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip
pengembangan silabus seringkali menyebabkan isi silabus kurang relevan dan
memadai. Pada akhirnya isi silabus sama sekali tidak menggambarkan potensi-potensi
yang dimiliki pendidik, peserta didik, dan lingkungan pembelajaran.
Analisis silabus mata
pelajaran bertujuan untuk menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan kompetensi sesuai alokasi waktu yang ditentukan dengan
menggunakan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Jika melihat perkembangan dan
perubahan anak didik pada zaman modern ini, penyempurnaan silabus tersebut
harus selalu diperbarui.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Jawa
Timur, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah (Surabaya: Bidang Mapenda-Kanwil Departemen Agama Jawa Timur,
2008).
Mulysa E, KTSP. Bandung : Rosdakarya. 2006.
Muslich, Masnur. KTSP
Dasar Pemahaman Dan Pengembangan, Jakarta : Bumi Aksara. 2007.
Mudlofir, Ali. Aplikasi Pengembangan
KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI, Surabaya: Rajawali Press, 2011.
Trianto, Model
Pembelajaran Terpadu, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
[1] Departemen Agama Jawa Timur, Peraturan
Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah (Surabaya:
Bidang Mapenda-Kanwil Departemen Agama Jawa Timur, 2008).
[2] Mulysa E, KTSP. (Bandung :
Rosdakarya. 2006 ), 190.
[3] Muslich Masnur, KTSP Dasar Pemahaman
Dan Pengembangan, (Jakrta : Bumi Aksara. 2007), 23.
[4] Ibid,
24.
[5] Ibid,
24.
[6] Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan
KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI (Surabaya: Rajawali Press, 2011), 92.
[7] Mansur Muslich, KTSP (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2011), 23.
[8] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,
(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2010), 96-97.
[10] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), 130-133.
[11] Ibid, 239.